Gurau yang Menimbulkan
Masalah
Pagi yang cerah di hari minggu, aku
dan adikku hendak pergi ke gereja.
“Dek
udah siap?” Kataku.
“Udah
kak.”
Adikku
bernama yusup. Ia baru berumur 6 tahun dan duduk bangku di bangku kelas 1 SD. Maka dari itu aku,
kakaknya yang telah berumur 14 tahun ditugasi oleh orang tua untuk
mengantar-jemput adikku ke Gereja. Selain aku, ada kakaknya yang lain. Dia
bernama Lois. Umurnya tiga tahun lebih tua dariku dan sekarang sedang duduk di
bangku SMA. Karena kakaknya Lois pergi Gereja lebih pagi.
Gereja
kami berada di Jl. Siliwangi no.18. Sedangkan rumahku berada di Jln.
Bratayudha, Asrama Korsik no.10. Kami biasa pergi ke Gereja dengan sarana
transportasi angkutan umum kota atau biasa disebut angkot. Tapi cenderung lebig
sering menggunakan becak. Angkot hanya menjadi pilihan alternatif apabila tidak
ada becak, karena dipinggir mulut gang dekat rumah kami ada pangkalan becak
yang disana terdapat cukup banyak becak.
“De,
pergi sendiri ya! Ini bawa uangnya empat ribu.”
“Iya
kak”
“Eh
gak jadi ketang, de!”
“Kamu
kantongin uangnya ya! Sekalian ambil sepatu kakak diteras!”
“Iya
kak!”
Sementara
aku diruang tengah menyiapkan yang lain-lain. Lima menit pun berlalu, aku siap
berangkat bersama adikku.
“De?”
“
De…
Yusup!”
Karena
tidak ada jawaban aku bergegas keteras, dan tak kudapati adikku disana. Disitu
aku mulai panik. Aku kembali masuk, mencari di semua ruangan, dan hasilnya
nihil. Dengan setengah berlari aku kembali keteras dan melihat ke sisi kanan
dan kiri tetap nihil maka aku berlari melihat dari ujung mulut gang. Terlihat
adikku sedang berbicara dengan salah satu penarik becak.
“Yusup!”
“Yusup,
jangan!”
Adikku
sama sekali tidak mendengar teriakanku. Sampai akhirnya dia naik becak itu. Aku
berusaha menenangkan diriku sendiri. Aku berpikir bahwa itu adalah salah satu
becak langganan kami. Karena memang disana terlihat banyak becak yang sedang
mangkal. Aku kembali kerumah. Aku pikir lebih baik aku pergi nanti saja untuk
menjemput adikku. Lima belas menit pun berlalu, HP-ku berdering. Satu panggilan
masuk dari ibuku.
“Halo?”
“Nita!”
“Iya,
ada apa?”
“Dimana
kamu, kok belum nyampe?”
“Iya
lagi dijalan mah, sebentar lagi nyampe.”
Panggilan
terputus. Aku tersadar seharusnya adikku sudah sampai digereja. Disitu aku benar-benar
panik. Terlintas dipikiranku mungkin saja itu bukan salah satu becak langganan
kami. Bergegas aku menyusul ke gereja, dan benar takkudapati adikku disana.
Ketika kuceritakan kejadiannya ibuku marah besar, Ia menyuruhku untuk mencari
adiku sampai dapat. Aku kembali ke pangkalan becak dekat rumahku tadi untuk
menanyakan adikku.
“Mang
mau nanya, lihat adik saya gak?”
“Oh
ningali neng!” Kata salah seorang penari becak langganan kami yang memang sudah
mengenali bener kami.
“Kemana
ya mang, belum nyampe ke gereja?”
“Oh,
tadi teh yang bawa ade eneng bukan becak yang biasa mangkal disini neng.”
“Ade
saya ngomong ke emang yang nganternya gimana mang?”
“Gini
cenah neng, “Mang ke gereja dekat Alun-Alun.”
“Aduh
nyasar geura itu mah mang! Ya udah atu mang makasih!”
Aku
bergegas ke Alun-Alun dan hasilnya nihil. Aku coba mencari di jalan Cimanuk dan
nihil pula. Setelah itu kejalan Kabupaten dan A.Yani dan belum juga ditemukan
adikku. Sudah aku tanya setiap becak yang ada disana, pejalan kaki sesekali. Aku
benar-benar takut, bagaimana kalau adiku tak diketemukan, bagaimana nanti aku
menghadi kemarahan orangtuaku. Aku mencarinya sambil menangis.
Sampai
akhirnya aku mencari kejalan Bank. Didepan Gereja Advent ada seorang penarik
becak dan aku bertanya padanya.
“Mang
lihat anak kecil gak, pake baju belang-belang warna kuning, celana coklat,
anaknya gemuk mang?”
“Yang
sekitar umur 7 tahun neng?”
“Iya
mang bener, emang liat, ada dimana mang?”
“Oh
tadi ada kakaknya yang cari juga dan sekarang udah sama kakaknya.”
“Yang
laki-laki, tinggi, idungnya mancung, rada item mang?” Aku menyebutkan
cirri-ciri kakakku .
“Iya
neng bener.”
“Oh,
ya udah atu mang, makasi banyak ya mang.” Sambil berkata demikian air mataku
mengalir begitu derasnya.”
“Iya
neng sama-sama.”
Aku
berjanji kejadian seperti ini adalah yang pertama dan terakhir.
Yunita
01
September 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar